Selasa, 07 Desember 2010

Perfilman Indonesia Bangkit ????

ROMAN, HOROR, KOMEDI SLAPSTIK, ROMAN LAGI, EH HOROR JUGA, never ending list....

Sejauh ini, genre2 di atas lah yg memenuhi layar bioskop Indonesia.

Dari judul-judul seperti XL, LOVE, SUSTER NGESOT, dll. (sori ga apal judul2nya karena males nontonnya juga). Dari judulnya udah bisa ditebak jalan ceritanya.

Ini semua berawal dari AADC, cerita roman klise yang mengawali genre roman remaja yang sekarang menggila di bioskop. Disusul oleh Jelangkung sebagai promotor film-film horor yg membuat lahirnya film-film sejenis dengan berbagai macam hantu sebagai tokohnya.

Dulu ada film Warkop DKI yang menampilkan lelucon slapstik namun masih bisa membuat saya terbahak-bahak  dengan tambahan wanita-wanita cantik sebagai objek eksploitasi. Kini kita bisa lihat film sejenis yang jauh lebih tidak lucu, namun lebih vulgar, seperti Kawin Kontrak, dan XL.

Tentu saja, film-film komedi dan roman kampungan itu adalah hasil karya produser dan sutradara yg biasa memproduksi sinetron. Jadi hasil garapan film layar lebar pun tidak akan jauh berbeda.

Namun, masih ada beberapa film yang betul-betul menyegarkan, orisinil dan masuk akal, seperti Arisan, Berbagi Suami, Jomblo, dan Daun di Atas Bantal. Film-film garapan Garin Nugroho, Ari Sihasale, Hanung Brahmantyo serta Mira Lesmana.  Namun film seperti ini, presentasinya ga lebih dari 20 persen.

Seperti layaknya orang latah, sutradara-sutradara baru atau lama, berlomba-lomba membuat film dengan genre sejenis dan berharap meraup untung sebesar-besarnya.

Kapan gue bisa lihat film kaya the Constant Gardener, atau Atonement, atau Pan's Labyrinth (maybe not in 100 years).

Padahal banyak fenomena yang bisa diangkat ke layar lebar, seperti aborsi, anak jalanan, penipuan asuransi, fasilitas pendidikan dan kesehatan dari pemerintah, dll. Mungkin orang berpikir ini akan membosankan, tapi selama jalan ceritanya menarik, dengan visualisasi artistik dan akting yang menawan, gue yakin masyarakat akan bisa nikmatin juga.

Waktu FFI ngasih piala citra buat film Ekskul sebagai film terbaik, Marcella Zalianti sebagai pemain wanita terbaik, maka udah bisa dipastikan kalo industri perfilman cuman bisnis basa basi yg tujuannya ga lebih untuk cari untung.

PS :
Kalo lagi ga ada kerjaan, bosen di rumah, dan pengen liat cewe cantik dikejar-kejar hantu, ato cowo cakep dan cewe cantik pacaran, you can check out the latest Indonesian movie at your nearest theater.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar